Pelukan Terakhir Eko Untuk Sang Ayah saat KMP Tunu Pratama Karam

4 jam yang lalu 3
ARTICLE AD BOX
Keluarga korban KMP Tunu Pratama Jaya melakukan tabur bunga di Dermaga Ponton Pelabuhan ASDP Ketapang, Sabtu (5/7). Foto: Dok. IstimewaKeluarga korban KMP Tunu Pratama Jaya melakukan tabur bunga di Dermaga Ponton Pelabuhan ASDP Ketapang, Sabtu (5/7). Foto: Dok. Istimewa

Dalam gelap dan dinginnya Selat Bali, Eko Toniansyah atau Toni, memeluk dengan erat jenazah ayahnya, Eko Satriyo, saat KMP Tunu Pratama Jaya karam.

Ia tak meninggalkan jasad ayahnya sejengkal pun. Toni bertahan dengan pelampung seadanya hingga diselamatkan 5 jam kemudian.

"Toni terus memeluk ayahnya di laut. Katanya nggak bisa ninggalin," kata ibunda dari Toni, Misatun Altuniyah, dengan mata berkaca-kaca saat ditemui kumparan di kediamannya di Jalan Argopuro, Banyuwangi, pada Sabtu (5/7).

Misatun menjelaskan, suami dan anaknya pergi ke Singaraja, Bali, untuk mengantarkan semen. Saat berada di kapal, Eko dan Toni berada di dek yang berbeda. Toni ada di atas dek, sementara Eko masih di truk. Saat kapal akan karam, Eko naik ke atas untuk menemui Toni karena kehabisan rokok.

Di sana, Toni memberinya rokok lalu memintanya tetap di dek agar bisa mengobrol dan menunggu bersama. Namun begitu, tak berselang lama, kapal dihantam ombak tinggi hingga membuat kapal oleng kemudian tenggelam.

"Keduanya sempat memakai pelampung. Nggak loncat, tapi ikut tenggelam sambil berdiri di pinggir dek," ucap dia.

Keluarga menangis setelah mendengar saudaranya selamat dari tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di posko pengaduan di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (3/7/2025). Foto: Budi Candra Setya/ANTARA FOTOKeluarga menangis setelah mendengar saudaranya...
Baca Selengkapnya