Pasar Turun, Industri Komponen Otomotif Nasional Dilanda Gelombang PHK

1 jam yang lalu 4
ARTICLE AD BOX
 Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanKomponen besutan Astra Otoparts. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparan

Industri otomotif Indonesia tengah menghadapi tekanan. Penjualan domestik tercatat merosot secara year on year, impor kendaraan utuh atau Completely Built Up (CBU) meningkat, sementara industri komponen pendukung mulai dilanda gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK).

Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (GIAMM), Rachmad Basuki mengonfirmasi bahwa sejumlah perusahaan rantai pasok otomotif telah melakukan efisiensi produksi seiring dengan penurunan di pasar domestik.

”Efisiensi sudah pasti, hampir di semua supplier. Ini sebagai cara bertahan, terutama industri komponen yang tidak punya kemampuan ekspor, jadi hanya mengandalkan keperluan produksi dalam negeri,” buka Rachmad kepada kumparan, Rabu (27/8/2025).

“Beberapa yang info ke GIAMM sudah ada (melakukan PHK),” imbuhnya.

Setidaknya ada 250 perusahaan yang terdaftar sebagai anggota GIAMM, mulai dari industri berskala kecil hingga semi padat karya. Perusahaan tersebut mencakup golongan Tier 1, Tier 2, dan Tier 3, dengan total penyerapan tenaga kerja di sektor komponen nasional mencapai lebih dari 500 ribu orang.

Secara keseluruhan, industri otomotif mampu menyerap tenaga kerja sekitar 1,5 juta orang di sektor roda empat dan 1,6 juta orang di sektor roda dua, termasuk di dalamnya supplier, pabrik, serta diler.

Ia membeberkan industri komponen saat ini sedang menghadapi gelombang PHK dengan persentase mulai dari 3 hingga 23 persen.

”Angkanya (PHK) saya tidak tahu pasti, karena banyak anggota yang tidak melapor, beberapa anggot...

Baca Selengkapnya