Ombudsman Ungkap 10 Penggilingan Padi Tutup karena Isu Oplosan

3 jam yang lalu 2
ARTICLE AD BOX
 M Risyal Hidayat/ANTARA FOTOIlustrasi penggilingan beras. Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO

Ombudsman Republik Indonesia mengungkapkan bahwa sebanyak 10 dari 23 penggilingan padi di wilayah Karawang tutup akibat ketakutan imbas kasus beras oplosan dan menipisnya stok. Hal ini disampaikan setelah tim Ombudsman RI melakukan penelusuran langsung ke lapangan.

Anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika, mengatakan banyak pengusaha penggilingan memilih berhenti beroperasi sementara karena khawatir salah dalam membeli, menggiling, hingga mengemas beras.

"Mereka bahkan memilih menggunakan karung polos karena takut mencantumkan informasi yang salah di label," ujar Yeka dalam konferensi pers di kantornya, Jumat (8/8).

Yeka menyebut stok beras di penggilingan tersebut berada di titik kritis, hanya berkisar 5 hingga 10 persen dari jumlah normal. Menurut dia kondisi tersebut terjadi karena ketidakpastian dan ketakutan di kalangan pengusaha penggilingan.

"Saya masuk ke tempat penggilingan padi, di situ sangat kontras, stok mereka berkisar antara 5 sampai 10 persen. Jadi misalnya biasanya mereka punya 100 ton, rata-rata stok, sekarang itu baru punya 5 ton. Jadi stok penggilingan stoknya menipis," kata Yeka.

Yeka menjelaskan bahwa penutupan penggilingan padi ini terpantau di sejumlah kecamatan di Karawang seperti Tempuran, Rawamerta, Talagasari, hingga Cikampek. Ombudsman menilai situasi ini dapat mengganggu ketersediaan beras di pasar jika tidak segera diatasi.

“(Katanya mereka) takut, jadi ada ketakutan yang luar biasa dalam menjalankan usaha ini,” tutur Yeka.

Ombudsman Imbau Pemerintah Hapus HET Premium

Ombudsman juga mendorong pemerintah segera mencabut kebij...

Baca Selengkapnya