ARTICLE AD BOX

Setiap tanggal 15 Juli, meskipun tidak banyak diketahui masyarakat umum, matematikawan dan pendidik matematika di indonesia memperingati Hari Matematika Nasional. Bagi sebagian orang, matematika mungkin hanya sekadar pelajaran di sekolah yang penuh rumus dan angka-angka membingungkan. Namun, bagi mereka yang pernah menyelami lebih dalam, matematika adalah bahasa universal yang menghubungkan logika, kreativitas, dan keindahan. Pada momen hari matematika nasional ini, ada baiknya kita menengok kisah inspiratif dari seorang matematikawan dunia, Paul Erdős, yang kisah hidupnya diabadikan dalam buku The Man Who Loved Only Numbers karya Paul Hoffman.
Buku ini bukan sekadar biografi seorang matematikawan. Ia adalah jendela yang memperlihatkan bagaimana matematika bisa menjadi jalan hidup, sumber kebahagiaan, dan bahkan alat untuk membangun komunitas global. Paul Erdős, tokoh utama dalam buku ini, adalah sosok yang mengabdikan seluruh hidupnya untuk matematika. Ia tidak pernah menikah, tidak memiliki rumah tetap, dan hampir seluruh waktunya dihabiskan untuk berpindah dari satu negara ke negara lain, hanya demi berdiskusi dan berkolaborasi dengan para matematikawan di seluruh dunia.
Erdős membuktikan bahwa matematika bukanlah dunia yang sunyi dan individualis. Justru sebaliknya, ia adalah ruang kolaborasi, diskusi, dan persahabatan. Konsep “Erdős number” yang terkenal di kalangan matematikawan dunia adalah bukti nyata bagaimana kolaborasi dalam matematika bisa membangun jejaring yang luas dan erat. Siapa pun yang pernah menulis makalah bersama Erdős mendapat nomor 1, yang menulis dengan rekan Erdős mendapat nomor 2, dan seterusnya. Ini adalah metafora indah tentang bagaimana ide-ide matematika menyebar dan berkembang melalui intera...