ARTICLE AD BOX

Produktivitas pertanian di China jauh lebih tinggi dari Indonesia. Hal ini diakui oleh Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas).
Menurut Zulhas, produksi beras dan lengkuas dari Negeri Tirai Bambu terutama yang lebih tinggi dari Indonesia. Pertanian mereka lebih maju karena swasembada pangan.
China, kata Zulhas, termasuk contoh negara yang berhasil meningkatkan cadangan pangan dengan teknologi.
"Banyak negara yang bisa menjadi contoh. China misalnya, mereka membangun sistem cadangan pangan strategis nasional, memperluas lahan pertanian dengan smart farming," Kata Zulhas saat Green Impact Festival, Kamis (24/7).
China juga menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau AI untuk memprediksi cuaca dan olah tanah. Dengan begitu, mereka tak tergantung impor. Metode ini berhasil meningkatkan produktivitas pangan, contohnya beras.
Indonesia, kata Zulhas, hanya mampu memproduksi padi 5 ton setiap hektare lahan. Namun, produksi China bisa dua kali lipatnya.
"Saya ambil contoh misalnya, kalau kita tanam padi, produktivitas kita 1 hektare 5 ton. Tiongkok bisa 10 ton karena teknologi lebih unggul dengan lain-lain," ungkap Zulhas.
Produksi lengkuas di China juga jauh lebih besar dari Indonesia bahkan hingga 15 kali lipat.
"Kalau kita ngomong yang lain, sederhana apa ya, lengkuas. Kalau kita 1 hektare 1 ton, Tiongkok 1 hektare bisa 15 ton. Lebih tinggi produktivitasnya," tegasnya.
Menurutnya, teknologi pangan sangat penting sebagai investasi, sehingga dia meminta jangan dipersepsikan sebagai tambahan beban produksi.
"Memang kita mengatakan teknologi itu mahal. Tapi sebetulnya t...