ARTICLE AD BOX

Malam 1 Suro tahun ini bertepatan dengan malam Jumat Kliwon, kombinasi yang hanya terjadi setiap delapan tahun sekali.
Kanjeng Mas Tumenggung (KMT) Projo Suwasono, abdi dalem Keraton Yogyakarta yang juga salah satu panitia mubeng beteng, menjelaskan bahwa peristiwa ini sudah ditentukan dalam sistem penanggalan Sultan Agungan.
“1 Suro dan Jumat Kliwon baru akan bersamaan lagi itu 8 tahun lagi, itu sudah ditentukan di Penanggalan Sultan Agungan, itu sudah pasti,” kata KMT Projo Suwasono saat ditemui Pandangan Jogja, Selasa (24/6).

Ia menambahkan, dalam sistem tersebut terdapat delapan nama tahun yang berputar secara siklik: Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, dan Jimakir. Karena itu, posisi hari dalam setiap pergantian 1 Suro selalu berubah setiap tahunnya.
Abdi dalem lain, Isdarmoko, mengatakan bahwa malam 1 Suro sudah lama dianggap istimewa oleh masyarakat Yogyakarta. Sebagian menyebut malam tersebut sebagai dino angker atau hari keramat. Namun ia mengingatkan agar pemahaman ini tidak dikaitkan dengan praktik yang bertentangan dengan ajaran agama.
“Memang berkembang ya di masyarakat ya khususnya di Yogyakarta sudah dianggap sebagai sesuatu yang istimewa kemudian Malam Jumat Kliwon itu juga dianggap hari yang sangat khusus bahkan ada yang menyampaikan itu hari keramat atau dino angker,” kata Isdarmoko.
“Nanti jangan sampai timbul ‘wah masyarakat Jogja kok k...