ARTICLE AD BOX

Di tengah tekanan global untuk beralih ke energi bersih, kawasan Asia Tenggara justru mengalami lonjakan permintaan energi. Urbanisasi cepat, pertumbuhan industri, dan naiknya populasi menjadi pemicu utama.
Dalam wawancara khusus kumparan bersama media se-Asia Tenggara, CEO Petronas LNG Ltd Ezran Mahadzir, menegaskan dalam lanskap ini, Petronas menegaskan gas alam cair (LNG) bukan sebagai “jembatan” semata, tetapi sebagai “tujuan” dari transisi energi.
Kata dia, dengan populasi sekitar 700 juta jiwa dan proyeksi peningkatan hingga 760 juta dalam dua dekade ke depan, kawasan ini membutuhkan pasokan energi yang terus mengalir—tanpa gangguan. Sayangnya, energi terbarukan seperti surya dan angin belum mampu menjawab kebutuhan ini sepenuhnya karena sifatnya yang tidak stabil (intermittent).
“Kami tidak percaya LNG hanyalah bahan bakar transisi. Ini adalah destination fuel karena jika Anda menggabungkan LNG dengan energi terbarukan, maka Anda bisa mendapatkan solusi energi yang andal dan bersih,” katanya di sela-sela acara Energy Asia 2025 di Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu (18/6).

Hingga kini, gas menyumbang sekitar 30 persen dari bauran energi Asia Tenggara. Namun, seiring dengan menurunnya pasokan gas pipa dari ladang domestik di Teluk Thailand, Sumatera, hingga Terengganu, ke...