Laporan ILO Sebut Ada 1,3 Miliar Pekerja Informal di Asia-Pasifik, Bagaimana RI?

2 minggu yang lalu 10
ARTICLE AD BOX
 Poetra.RH/ShutterstockIlustrasi International Labour Organization (ILO). Foto: Poetra.RH/Shutterstock

Laporan terbaru dari International Labour Organization (ILO) atau Organisasi Perburuhan Internasional, mencatat pertumbuhan lapangan kerja di Asia dan Pasifik pada tahun 2025 akan lebih rendah.

Menurut laporan edisi Asia-Pasifik dari World Employment and Social Update 2025, sebagian besar kondisi tersebut disebabkan ketegangan geopolitik dan gangguan perdagangan.

Dari laporan itu, ILO memperkirakan lapangan kerja di kawasan tersebut akan tumbuh melambat, yakni 1,7 persen (atau 34 juta). Sebelum adanya ketidakpastian perdagangan, lapangan kerja di Asia dan Pasifik pada 2025 diprediksi tumbuh1,9 persen atau 38 juta.

Namun, Asia dan Pasifik masih diproyeksikan mengalami pertumbuhan pekerjaan tercepat secara global, melampaui Afrika (1,6 persen), Amerika (1,2 persen), negara-negara Arab (1,3 persen), dan Eropa dan Asia Tengah (0,6 persen).

Ketidakpastian terkini dan revisi penurunan moderat terhadap pertumbuhan lapangan kerja sebagian merupakan akibat dari kerentanan kawasan tersebut terhadap perubahan pola perdagangan.

Laporan tersebut mencatat bahwa hampir 3 persen dari total lapangan kerja (atau lebih dari 55 juta pekerjaan) di kawasan tersebut terkait dengan AS, melalui perdagangan dan rantai pasokan, dengan sektor manufaktur menyumbang hampir setengah dari angka tersebut.

"Meskipun pertumbuhan lapangan kerja tahunan sebesar 1,7 persen di kawasan ini tetap menjadi yang tertinggi di dunia, namun hal ini masih mencerminkan penurunan tajam dalam perkiraan jumlah lapangan kerja yang diharapkan tersedia di kawasan ini pada tahun 2025," kata Steven Tobin, Ekonom Keten...

Baca Selengkapnya