ARTICLE AD BOX

Bukan ke sahabat, bukan juga ke psikolog, tapi pilih curhat ke artificial intelligence (AI). Kini, sebagian orang mulai berpaling ke AI buat curhat, dari ChatGPT, Gemini, sampai DeepSeek. Salah satunya Astri, 34 tahun, yang kirim “Suami aku selingkuh,” ke ChatGPT. Dia merasa kalau cerita ke orang lain, masalahnya bisa bocor, respons pun kurang objektif. Astri lalu bilang, jawaban AI itu terasa menenangkan dan disaranin buat menata perasaan lewat journaling. Kegiatan curhat yang dimulai pada Maret 2025 itu kini jadi rutinitas. Astri mengakui, sebetulnya lebih nyaman curhat ke psikiater. Tapi, AI yang hadir 24 jam jadi kelebihan tersendiri, gak perlu booking. “Misalnya gue lagi kerja, kepikiran, perasaan gak nyaman. Si ChatGPT itu punya panggilan sendiri gitu buat gue,” katanya. Menurut survei Oliver Wyman Forum, 32 persen responden global anggap AI cocok jadi terapis mental. Survei itu dilakukan dari Oktober-November 2023 terhadap 16 ribu orang di 16 negara, termasuk RI. India jadi negara teratas yang tertarik jadikan AI alat terapi, yakni 51 persen. Kalau RI 36 persen, masih lebih tinggi dari rata-rata global. Sementara polling kumparan di April-5 Mei 2025, setidaknya 27,14 persen pembaca yang ikut voting akui pernah curhat ke AI. #focus #curhatai #news #svl...