Komdigi: Harus Diakui, Membedakan Konten Buatan AI Susah

2 minggu yang lalu 9
ARTICLE AD BOX
 Indra Fauzi/kumparanCover Story Deepfake. Foto: Indra Fauzi/kumparan

Semakin berkembangnya kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI), berimbas pada produksi konten. Bahkan berdasarkan riset terbaru Luminate dan Ipsos, 42% masyarakat mengaku tidak bisa membedakan mana konten AI dan asli di media sosial.

Direktorat Jenderal Komunikasi Publik dan Media (Komdigi) mengakui konten AI terutama gambar dan video, semakin sulit dibedakan dengan konten asli. Komdigi menyatakan akan menyiapkan panduan sebagai bagian dari roadmap AI nasional.

“Memang harus diakui kalau AI itu ya, kalau kita membedakan memang harus diakui memang susah. Memang harus lebih mendalam. Kalau secara teknikal kan banyak ya, tone-nya kadang dicek lagi. Memang kalau secara realnya memang agak susah,” kata Marroli J. Indarto, Direktur Kemitraan Komunikasi Lembaga dan Kehumasan Komdigi saat diwawancarai di Kantor Komdigi, Jakarta Pusat, Jumat (13/6).

Marroli J. Indarto, Direktur Kemitraan Komunikasi Lembaga dan Kehumasan saat diwawancarai di Kantor Komdigi, Jakarta Pusat, Jumat (13/6). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparanMarroli J. Indarto, Direktur Kemitraan Komunikasi Lembaga dan Kehumasan saat diwawancarai di Kantor Komdigi, Jakarta Pusat, Jumat (13/6). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparan

Marroli menegaskan, tantangan utama dalam membedakan konten AI dengan konten nyata adalah tingkat kemiripan visual yang makin tinggi.

Terkait kemungkinan adanya regulasi seperti penandaan khusus untuk konten AI (AI mark), Marroli menyebut pemerintah tengah menyiapkan langkah strategis.

“Kan kemarin statement dari Bu Menteri dan Wamen akan menyiapkan roadmap tentang AI. Kalau n...

Baca Selengkapnya