ARTICLE AD BOX

Adanya demo besar di depan kantor Bupati Pati pada Rabu (13/8) membuat Yanto, penjual es teh manis Rp 5 ribuan, semangat.
Pagi buta dari Kota Semarang, tepatnya pukul 03.30 WIB, ia berangkat menuju Pati.
"Sampai di Pati jam setengah 6 pagi," kata Yanto saat ditemui kumparan di Alun-Alun Pati, Rabu sore (13/8).
Yanto bercerita, berupaya berjualan dengan cara berpindah-pindah demi dagangannya laku. Ujung-ujungnya, dagangannya kurang laku.
"Kurang, mas, hari ini kurang. Soalnya tadi kan ada demo, ditembaki gas air mata, jadi kocar-kacir. Nah yang beli kan enggak ada. Saya dorong ke sana, dorong ke sini," kata Yanto.
Ia menuturkan, meski berpindah-pindah, ia tetap saja kena dampak gas air mata yang ditembakkan polisi. Sekalinya dapat tempat yang aman, ternyata demonya sudah selesai.
"Tadi saya di sini, terus dorong ke sana, terus apa, asapnya terus kena, terus saya dorong sampai sana, pindah-pindah. Begitu sepi, saya dorong ke sini, sudah selesai," ujar Yanto.
Polisi memang menembakkan gas air mata dan menggunakan water cannon untuk membubarkan massa pendemo. Kondisi sempat memanas dan ricuh.
Pendemo pun dipukul mundur sekitar pukul 13.30 WIB, dan kondisi kemudian berangsur-angsur kondusif.