Ketegangan Konflik Iran-Israel Bayangi Target 66 IPO pada 2025

5 jam yang lalu 1
ARTICLE AD BOX
Layar digital menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025).  Foto: Iqbal Firdaus/kumparanLayar digital menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan 66 perusahaan melantai di pasar saham melalui Initial Public Offering (IPO) sepanjang 2025.

Namun, target ini dinilai ambisius di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi, terutama akibat konflik geopolitik Iran-Israel, potensi inflasi, serta arah kebijakan suku bunga global.

Pengamat pasar modal Lanjar Nafi menilai kondisi saat ini membuat pencapaian valuasi optimal bagi calon emiten yang akan melakukan IPO menjadi semakin sulit.

Investor, baik lokal maupun asing, kata dia cenderung lebih berhati-hati dan konservatif dalam menilai valuasi saham, apalagi jika prospek bisnis emiten tidak jelas atau berasal dari sektor yang rentan terhadap gejolak eksternal.

"Untuk investor asing mereka akan lebih cenderung sensitif karena mereka melihat stabilitas regional dan global sebagai faktor utama dan Indonesia sebagai negara berkembang dengan tingkat risiko yang lebih tinggi dari negara maju," jelas Lanjar kepada kumparan, Selasa (24/6).

Lanjar menyebut, risiko utama yang dihadapi perusahaan yang berencana IPO di pertengahan 2025 meliputi volatilitas pasar, pelemahan permintaan investor, serta ketidakpastian ekonomi global yang dipicu inflasi dan kebijakan moneter.

Pengunjung melintas didepan layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) d...                    </div>

                    <div class= Baca Selengkapnya