Ketegangan AS-China Mereda, Ini Dampak Bagi Indonesia

4 jam yang lalu 2
ARTICLE AD BOX
Sesditjen IKFT Kemenperin Kris Sasono Ngudi Wibowo dan Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal dalam gelaran Outlook Sektor IKFT tahun 2025 di Yogyakarta, Selasa (17/12/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparanSesditjen IKFT Kemenperin Kris Sasono Ngudi Wibowo dan Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal dalam gelaran Outlook Sektor IKFT tahun 2025 di Yogyakarta, Selasa (17/12/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan

China dikabarkan telah meneken perjanjian dagang dengan Amerika Serikat (AS). Kabar ini diutarakan oleh Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick yang kemudian dikonfirmasi oleh Kementerian Perdagangan China.

Kabar ini dinilai menjadi angin segar bagi banyak negara, termasuk Indonesia. Sebab meredanya ketegangan antara kedua negara tersebut bisa berdampak pada perekonomian global.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal belum bisa melihat lebih lanjut dampak yang akan timbul imbas adanya kabar perjanjian ini. Sebab detail kesepakatan antara kedua negara tersebut belum diketahui.

“Kita tidak tahu persis apa yang disetujui. Karena detail apa yang disetujui itu akan menentukan juga, terutama dengan Indonesia. Jadi magnitude daripada dampaknya juga kita belum bisa tahu” tutur Faisal kepada kumparan, Sabtu (28/6).

Meskipun, lanjut Faisal, secara intuitif dampak dari kesepakatan tersebut adalah menurunnya ketegangan yang akan berimbas pada turun meredanya kekhawatiran dan ketidakpastian ekonomi global.

“Risiko-risiko ekonomi global diharapkan itu juga menurun. Mestinya kalau ketika risiko itu menurun, berarti harga emas itu juga cenderung menurun,” imbuhnya.

Dia juga menyoroti kesepakatan antara AS dan China tidak serta mert...

Baca Selengkapnya