Kehidupan & Warisan Hamzah Sulaiman Diabadikan Lewat Dokumenter Jagad'e Raminten

4 jam yang lalu 3
ARTICLE AD BOX
Hamzah Sulaiman atau yang dikenal dengan Raminten disemayamkan di Perkumpulan Urusan Kematian Jogja (PUKJ) di Sonosewu, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, Kamis (24/4). Foto: Panji/kumparanHamzah Sulaiman atau yang dikenal dengan Raminten disemayamkan di Perkumpulan Urusan Kematian Jogja (PUKJ) di Sonosewu, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, Kamis (24/4). Foto: Panji/kumparan

Mendiang Hamzah Sulaiman atau yang dikenal luas dengan Raminten, meninggal dunia pada 24 April lalu. Kepergian sosok pengusaha dan seniman yang juga jadi ikon Yogyakarta itu meninggal duka mendalam bagi banyak pihak.

Namun, perjalanan hidup dan warisan yang dia tinggalkan telah diabadikan dalam sebuah film dokumenter berjudul Jagad'e Raminten. Film yang diproduseri oleh Dena Rachman itu disutradarai langsung oleh Nia Dinata.

Dibesut oleh Nia Dinata sebagai sutradara dan penulis, Dena Rachman sebagai produser dan penulis, serta Melissa Karim sebagai co-produser, film ini menggambarkan bagaimana Raminten cabaret menjadi wadah ekspresi seni yang inklusif.

 IstimewaDokumenter Jagad'e Raminten. Foto: Istimewa

Nia Dinata mengungkapkan bahwa gagasan pembuatan film dokumenter itu sudah ada sejak tahun 2023. Kala itu, Dena selaku produser masih berada di London menyelesaikan disertasinya tentang representasi dalam industri film Indonesia.

"Muncullah sosok Raminten dalam benak kami sebagai wujud nyata dari representasi keberagaman dan unconditional love," ungkap Nia dalam keterangan rilis yang diterima kumparan...

Baca Selengkapnya