ARTICLE AD BOX

Hari Buaya sedunia diperingati setiap 17 Juni. Menyambut hari buaya sedunia ini, isu konservasi buaya kembali menjadi sorotan karena maraknya kemunculan buaya di kawasan permukiman.
Seperti dalam siaran pers IPB University, Senin (16/6), Pakar Genetika Ekologi IPB University, Prof Ronny Rachman Noor, menyatakan bahwa peristiwa masuknya buaya ke permukiman ini erat kaitannya dengan terganggunya habitat alami buaya akibat ekspansi permukiman manusia.
“Buaya merupakan hewan teritorial yang membutuhkan area luas, khususnya untuk pejantan dominan dengan beberapa betina. Saat musim kawin, buaya jantan menjadi sangat agresif, dan mereka juga memerlukan ruang luas untuk berburu untuk memenuhi kebutuhan hidup serta berkembang biak,” jelas Prof Ronny.
Menurutnya, ketika wilayah jelajah buaya menyempit akibat alih fungsi lahan dan pembangunan permukiman, buaya cenderung masuk ke lingkungan manusia untuk mencari makan.
"Dalam kondisi ini, buaya akan menyusuri area baru, termasuk permukiman, karena wilayah aslinya tidak lagi mencukupi untuk bertahan hidup," lanjutnya.
Ia juga menekankan pentingnya edukasi masyarakat bahwa buaya tidak dapat disalahkan ketika masuk ke lingkungan penduduk, justru manusia perlu memahami dan menghormati ruang hidup satwa liar.
Sebagai contoh hidup berdampingan, Prof Ronny mengangkat pengalaman Australia yang berhasil mengelola populasi buaya liar.

Di negara tersebut, wilayah konservasi dijaga dengan ketat dan wisata edukatif dikembangkan untuk men...