ARTICLE AD BOX

Indonesia menjadi salah satu negara yang ikut berpartisipasi di acara International Healthcare Week 2025 yang digelar di Malaysia International Trade Exhibition Center (MITEC), Kuala Lumpur, Rabu (16/7) hingga Jumat (18/7). Dalam acara ini, sekitar 900 peserta pameran mempresentasikan lebih dari 15 ribu produk dan inovasi terbaru mereka di bidang kesehatan, termasuk Indonesia.
CEO dan Founder PT Inovasi Medik Indonesia (IMEDIN) sekaligus Sekjen Perkumpulan Organisasi Perusahaan Alat-Alat Kesehatan dan Laboratorium Indonesia (Gakeslab Indonesia), Faroman Avisena, mengungkapkan untuk membuat inovasi di bidang kesehatan bukan hal mudah. Bahkan, menurutnya, inovasi alat kesehatan butuh hingga 10 tahun untuk bisa diproduksi.
"Banyak perusahaan itu, seperti di AS, risetnya sampai 10 tahun. Tapi saat ini, dengan dorongan pemerintah, banyak yang sudah melakukan pendekatan seperti reverse engineering," kata Avisena di IHW 2025, MITEC, Kuala Lumpur, Rabu (16/7).
Hal lain yang bisa dilakukan untuk mempercepat inovasi kesehatan, menurutnya, adalah dengan berkolaborasi bersama antara peneliti dan penemu di universitas.
Menurutnya, sering kali masyarkat mendengar ada inovasi tertentu dari negara lain, padahal setelah ditelaah, bisa jadi kampus di Indonesia sudah pernah membuat inovasi serupa sebelumnya.
"[Kendalanya] ada celah komunikasi. Yang harusnya kita bisa menjembatani penemuan ini, apa tujuannya, apa hak patennya, sebaiknya [hasil penelitiannya] dijual ke perusahaan lokal, cari saja siapa yang berminat," ucapnya.
Ia lalu mem...