ARTICLE AD BOX

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir bicara soal makna berkurban di Idul Adha. Ia menuturkan menyembelih hewan kurban ialah syariat lahiriyah dalam momentum Idul Adha.
Namun, lanjutnya, makna yang paling dalamnya ialah Lan Yanala Allaha Luhumuha Wa La Dimauuha Wa Lakin Yanaluhu At-Taqwa Minkum. Artinya, daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.
“Maka makna terdalamnya apa yang kita miliki dalam kehidupan ini baik harta, kekuasaan, dan segala kesenangan yang kita peroleh sebenarnya nisbi, maka Allah SWT mengajarkan pada kaum beriman 'berqurbanlah' manfaatkan harta dan segala hal duniawi itu untuk kepentingan beribadah dan kemaslahatan orang banyak bukan untuk dimiliki, ditumpuk-tumpuk bahkan dengan rasa rakus ingin hidup serba gelimang duniawi,” tutur Haedar pada Kamis (5/6).
Ketika ibadah kurban, lanjut Haedar, telah mengajarkan kita untuk melepas apa yang kita miliki, maka sejatinya mereka yang berkurban sudah terbebaskan jiwa, hati, pikiran, rasa, dan segala apa yang ia miliki lillahi ta’ala untuk meraih ridha dan karunia Allah SWT.
Haedar juga menuturkan bahwa manusia memiliki jiwa ingin menguasai segalanya. Harta, kekuasaan, segala pesona dunia takkan pernah merasa puas bahkan dengan cara yang tidak halal yakni dengan korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dan segala perilaku yang menunjukkan ketamakan.
“Manusia yang rakus, dengan segala pesona duniawi, ia tidak akan pernah cukup sampai tuhan menghentikan ajalnya al-hâkumut-takâtsur, ḫattâ zurtumul-maqâbi," ujarnya.
Maka bagi Haedar di sinilah penting setiap orang beriman di manapun posisi dan berada, d...