ARTICLE AD BOX

Bagi segelintir orang, kebaya mungkin dianggap sebagai busana tradisional Indonesia belaka. Namun, bagi Pura Mangkunegaran Surakarta serta mereka yang menggiati, kebaya lebih dari itu. Tak sekadar sehelai artikel busana, kebaya mengandung rentetan makna dan filosofi, lengkap dengan aturan atau pakem tersendiri.
Berabad-abad menjadi pakaian khas perempuan Indonesia, kebaya akhirnya diabadikan ke dalam hari nasional yang jatuh setiap 24 Juli. Ini merupakan salah satu upaya pelestarian budaya yang dilakukan negara. Di level masyarakat, usaha tersebut diambil dalam bentuk lain: ajakan dan dorongan untuk semakin sering mengenakan kebaya di berbagai situasi.
Menurut generasi muda penggiat kebaya dan juga content creator, Bev Tan, kebaya masih sering diasosiasikan dengan acara formal atau perayaan tertentu, seperti wisuda. Padahal, kebaya juga bisa dikenakan di berbagai kegiatan harian, dari berjalan-jalan hingga kerja di kantor.
Pada akhirnya, era modern mendorong pergeseran budaya. Kebaya, yang cenderung lekat dengan pakem pemakaian seperti padu padannya, kini mulai dikenakan bersama partikel pakaian yang lebih santai, seperti rok atau celana jeans.

Di waktu yang sama, Pura Mangkunegaran—sebagai salah satu pusat budaya Jawa—masih menerapkan pakem berkebaya di lingkup istana. Contohnya, jenis keb...