Gencatan Tarif AS-China Bisa Dorong Penguatan Rupiah

17 jam yang lalu 2
ARTICLE AD BOX
 REUTERS / Kevin LamarquePresiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping (kanan) pada pertemuan bilateral di KTT G20 di Osaka, Jepang. Foto: REUTERS / Kevin Lamarque

Presiden Amerika Serikat Donald Trump memutuskan memperpanjang gencatan tarif terhadap barang-barang asal China selama 90 hari, hingga 10 November 2025. Langkah ini diambil untuk menstabilkan hubungan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia yang selama ini terlibat perang dagang sengit.

Perpanjangan ini menunda kenaikan tarif tinggi yang seharusnya berlaku pada Selasa lalu. De-eskalasi pertama kali terjadi saat kedua negara sepakat mengurangi kenaikan tarif secara timbal balik dan melonggarkan pembatasan ekspor magnet tanah jarang serta teknologi tertentu. Meski demikian, Trump menegaskan tidak ada perubahan lain pada perjanjian tersebut.

China pun merespons dengan langkah serupa, memperpanjang penangguhan tarif mereka selama 90 hari. Kesepakatan ini tercapai setelah negosiasi di Swedia bulan lalu, yang sempat mengancam kenaikan tarif AS terhadap produk Tiongkok hingga 54 persen jika gencatan tidak diperpanjang.

Dampak untuk Rupiah

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, menilai gencatan ini memberikan angin segar bagi rupiah. Meski efeknya kemungkinan tidak berlangsung lama.

“Ya seharusnya kalau ada ditunda 90 hari bagus dong untuk Rupiah,” ujarnya kepada kumparan, Rabu (13/8).

Namun, ia mengingatkan bahwa pasar keuangan global tengah dibayangi faktor geopolitik lain, termasuk pertemuan antara Trump, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Alaska. Ibrahim pesimistis perundingan damai Rusia–Ukraina akan berhasil, mengingat kedua pihak memiliki tuntutan yang sulit di...

Baca Selengkapnya