GAPKI Siap Alihkan Pasar Ekspor ke Afrika Imbas Konflik Israel-Iran

5 jam yang lalu 1
ARTICLE AD BOX
 ShutterstockIlustrasi perkebunan sawit. Foto: Shutterstock

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyatakan hingga saat ini konflik antara Iran dan Israel belum berdampak langsung terhadap kinerja ekspor minyak sawit Indonesia.

Namun, ada potensi risiko yang tetap diwaspadai, khususnya jika ketegangan geopolitik ini memicu krisis ekonomi global.

“Sampai saat ini belum kelihatan ada dampaknya (konflik Iran-Israel) terhadap ekspor minyak sawit Indonesia,” ujar Ketua Umum GAPKI, Eddy Martono kepada kumparan, Rabu (25/6).

Meski dampak langsung belum terasa, GAPKI menilai krisis ekonomi global yang mungkin dipicu oleh konflik tersebut bisa menekan permintaan sawit di pasar internasional.

“Yang dikhawatirkan kalau terjadi krisis ekonomi global, ini akan berpengaruh terhadap ekonomi dunia, artinya negara-negara importir pun akan terkena dampaknya dan akan berakibat terhadap penurunan permintaan,” jelas Eddy.

GAPKI mencatat, kontribusi pasar Timur Tengah terhadap ekspor sawit Indonesia memang belum terlalu besar.

Kata dia, kawasan ini menunjukkan tren pertumbuhan. Pada 2023, total impor sawit negara-negara Timur Tengah dari Indonesia tercatat sebesar 1,4 juta ton, naik menjadi 1,6 juta ton pada 2024.

“Untuk ekspor atau pasar minyak sawit Indonesia ke Timur Tengah belum terlalu besar, tetapi sudah ada peningkatan sedikit. Apabila terjadi masalah di Timur Tengah, ekspor dialihkan ke Afrika atau ke Asia Tengah, tetapi itu juga tidak mudah, butuh waktu juga,” kata Eddy.

Tidak Mudah

Saat ditanya soal rencana jangka pendek terkait pengalihan pasar ekspor, Eddy menyebut upaya diversifikasi sudah dilakukan sejak sebelum konflik ini terjadi.

“Sebelum terjadi perang pun kita sudah terus melakukan diversifikasi pasar ke pasar non tradis...

Baca Selengkapnya