ARTICLE AD BOX

Ekspor durian beku Indonesia ke China dipastikan akan segera berjalan usai akses pasar resmi dibuka melalui penandatanganan Protokol Ekspor pada Mei lalu.
Namun, hingga saat ini pengiriman perdana masih menunggu ketersediaan bahan baku karena musim panen durian di dalam negeri belum tiba.
Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin), Sahat Manaor Panggabean, mengatakan Barantin telah menyiapkan seluruh mekanisme teknis ekspor, termasuk sistem sertifikasi elektronik.
“Jadi gini, teman-teman melihatnya begini. Karantina itu membuka jalan, istilahnya itu jalan, jalan tol gitu. Silahkan, siapa mau lewat? Silahkan pelaku usaha, mana yang mau berbisnis itu,” ujar Sahat kepada wartawan usai konferensi persnya di kantornya, Jakarta, Jumat (1/8).
Sahat menyebut, hambatan saat ini bukan pada proses perizinan atau sertifikasi, melainkan ketersediaan buah di dalam negeri.
“Transaksi ini sebenarnya tergantung dengan kesiapan bahan bakunya, kesiapan barangnya di Indonesia. Kalau durian itu pasti terkait dengan musim. Nah, sekarang belum musim, belum musim. Tapi mungkin beberapa bulan ke depan,” jelasnya.
Kata Sahat, pengiriman perdana berpotensi dilakukan bersamaan dengan panen raya. “Sepanjang nanti kita panen raya, mudah-mudahan ini biasanya panen raya nih. Nah ini saat sekarang belum panen raya kita,” tambah ia.
Sebelumnya, akses ekspor durian beku ke pasar China resmi dibuka setelah penandatanganan naskah Protokol Ekspor antara Barantin dan General Administration of Customs of the People's Republic ...