ARTICLE AD BOX

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali melontarkan pernyataan kontroversial. Kali ini, ia memperingatkan perusahaan teknologi asal AS yang beroperasi di luar negeri agar menghentikan kebiasaan membuka lapangan kerja di India dan China, dan mulai mengutamakan pekerja dari dalam negeri.
Dalam pidatonya di sebuah forum kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) di New York, Trump menyuarakan seruan untuk mengakhiri apa yang ia sebut sebagai “globalisme radikal”. Ia mendorong lahirnya “semangat patriotisme dan loyalitas nasional baru, khususnya di Silicon Valley dan sekitarnya,” demi membantu AS memenangkan persaingan global di bidang AI.
“Perusahaan teknologi raksasa kita selama ini menikmati kebebasan yang diberikan Amerika, tapi malah membangun pabrik di China, merekrut tenaga kerja dari India, dan mengakali pajak lewat Irlandia... Tapi di bawah Presiden Trump, masa-masa itu sudah berakhir,” ucapnya.
AS Mulai Perlombaan AI
Pernyataan Trump muncul beberapa minggu setelah dia secara tidak langsung meminta Apple dan Tesla mengurangi produksi di India. Para perusahaan teknologi AS itu membuka industri di luar negeri karena alasan tarif pajak yang diterapkan AS terlampau tinggi.

Meski dalam forum yang dihadiri Trump kali ini sebenarnya membahas tentang AI, pesan yang disampaikannya jauh melampaui itu. Ia menegaskan...