Bom Waktu Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh

6 jam yang lalu 3
ARTICLE AD BOX
 Dok. PT KCICKereta cepat Jakarta-Bandung, Whoosh. Foto: Dok. PT KCIC

Utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh kembali menjadi sorotan, setelah ada wacana akan direstrukturisasi karena terus membebani keuangan PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Bahkan, Direktur Utama KAI, Bobby Rasyidin, menganalogikan utang operator Whoosh, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), sebagai bom waktu bagi keuangan KAI.

“Kami yakin dalam satu minggu ke depan, kami bisa memahami semua kendala-kendala, permasalahan-permasalahan yang ada di dalam KAI ini," ujarnya saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (20/8).

"Terutama kami dalami juga masalah KCIC yang seperti yang disampaikan tadi, memang ini bom waktu,” tegas Bobby.

Dengan demikian, Bobby mengusulkan agar utang Whoosh bisa direstrukturisasi. Nantinya, hal ini juga akan dikoordinasikan dengan Danantara.

"Terakhir adalah usulan restrukturisasi PSN Kereta Cepat Jakarta-Bandung," jelasnya.

Pada kesempatan tersebut, Anggota Komisi VI Fraksi PDI Perjuangan, Darmadi Durianto, menyoroti utang besar yang ditanggung KAI dalam dua tahun terakhir akibat proyek KCIC.

“Saya melihat ada utang yang begitu besar yang harus ditanggung kereta api dalam proyek KCIC. Bapak pegang saham PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) 58 persen lebih. PSBI kuasa 60 persen, China 40 persen. Itu kalau dihitung 2025 itu bisa beban keuangan dan dari kerugian KCIC bisa capai Rp 4 triliun lebih,” ungkapnya.

PSBI merupakan perusahaan patungan yang didirikan oleh konsorsium PT KAI, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR), dan PT Perkebunan Nusantara I (Persero) (PTPN). PSBI tercatat memiliki 60 persen saham PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) selaku pengel...

Baca Selengkapnya