Beras di Ritel Modern Kosong, Konsumen Lari ke Pasar Tradisional

1 jam yang lalu 3
ARTICLE AD BOX
Satgas Pangan Polda Metro Jaya melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah toko beras di kawasan Pasar Induk Cipinang, Jakarta, pada Jumat (25/7/2025). Foto: Febria Adha Larasati/kumparanSatgas Pangan Polda Metro Jaya melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah toko beras di kawasan Pasar Induk Cipinang, Jakarta, pada Jumat (25/7/2025). Foto: Febria Adha Larasati/kumparan

Kelangkaan beras di sejumlah ritel modern imbas kasus beras dioplos mendorong pergeseran perilaku belanja masyarakat. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut konsumen kini beralih ke pasar tradisional karena harga yang lebih murah dan kualitas beras yang dianggap lebih baik.

"Ada pergeseran konsumen lari ke tradisional. Dia lebih percaya tradisional, transparan, terbuka, murah. Kalau premium, Rp 17.000–Rp 18.000 per kg. Di sini harganya Rp 13.000 per kg, udah bagus berasnya," jelas Amran dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (13/8).

Amran menjelaskan, selama ini penyaluran beras dari produsen besar lebih banyak mengalir ke ritel modern, sedangkan penggilingan padi kecil hanya memasok ke pasar tradisional. Namun, penggilingan kecil kerap kalah bersaing dalam mendapatkan gabah karena produsen besar membeli di atas Harga Pokok Penjualan (HPP) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 6.500 per kg.

Konferensi pers Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Menteri Pertanian Andi Amran, di kantor pusat Kementan Jakarta, Rabu (13/8). Foto: Muhammad Fhandra/kumparanKonferensi pers Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Menteri Pertanian Andi Amr...
Baca Selengkapnya