Antara Mitos dan Pengalamanku Mendaki Gunung Sumbing

4 jam yang lalu 2
ARTICLE AD BOX
 foto pribadi.com)Ilustrasi Pendakian Gunung Sumbing (Sumber : foto pribadi.com)

Mendaki gunung adalah pengalaman yang tak akan kami lupakan. Karena setiap puncak menawarkan cerita, setiap langkah menyimpan makna. Namun, di pendakian kali ini sangat berbeda. Aku dan teman-teman memutuskan untuk menaklukan Gunung Sumbing, salah satu gunung berapi aktif di Jawa Tengah.

Apa yang tidak kami duga adalah tantangan yang datang bukan hanya dari medan yang terjal, melainkan juga dari mitos yang melekat erat di kalangan pendaki, terutama saat seorang wanita sedang datang bulan.

Persiapan dan Kecemasan Awal

Teman aku, sebut saja Ica, memberitahuku bahwa dia sedang dalam masa haid di saat pendakian. Awalnya, aku berpikiran baik mungkin tidak akan terjadi apa-apa di dalam pendakian kali ini. Aku sudah sering mendaki bersama Ica, dan hal ini bukanlah penghalang berarti.

Namun, beberapa teman aku yang tahu rencana kami mulai berbisik-bisik mengenai tentang mitos larangan mendaki bagi wanita haid. Konon, jika ada pendaki wanita yang sedang menstruasi, gunung akan "marah" dan bisa mendatangkan penunggu yang ada di sana, bahkan bisa terjadi adanya hujan deras, kabut tebal, atau bahkan hal-hal mistis lainnya.

Aku berusaha menenangkan Ica, meyakinkannya bahwa itu hanyalah mitos. Namun, jauh di lubuk hati, sedikit kekhawatiran juga menyelinap. Bagaimana jika mitos itu benar? Bagaimana jika pendakian kita terganggu karena hal ini?

Perjalanan Penuh Tantangan dan Kejadian Tak Terduga.

Kami mulailah pendakian kali ini dengan penuh semangat yang membara. Jalur Sumbing terkenal dengan jalur pendakian yang tidak mudah digapai dengan cuma-cuma, ada beberapa tanjakan curam yang sangat menguras tenaga. Di awal perjalanan, cuaca cerah dan bersahabat. Namun, m...

Baca Selengkapnya