ARTICLE AD BOX

Kepala Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W) IPB University Prof Baba Barus menyoroti masalah pengawasan penambangan di Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Longsor terjadi di galian C area penambangan tersebut pada Jumat (30/5). Sebanyak 21 orang tewas akibat bencana tersebut.
Pakar Penginderaan Jauh dan Informasi Geospasial IPB University itu mengungkapkan, meskipun telah ada peringatan, kejadian longsor menunjukkan bahwa pengawasan belum berjalan efektif. Hal ini mengindikasikan perlunya evaluasi ulang pelaksanaan fungsi pengawasan.
"Idealnya, pemerintah daerah harus memiliki basis data digital (database) yang tidak hanya mencatat perizinan, tetapi juga mampu memprediksi potensi masalah jika pelaksanaan aktivitas tambang tidak sesuai dengan standar yang berlaku,” kata Prof Baba dalam keterangannya, Selasa (3/6).
Prof Baba menyebut, database semacam ini dapat menjadi alat deteksi dini untuk mencegah insiden serupa di masa mendatang. Ia menegaskan pengawasan yang lebih ketat, transparan, dan berbasis data penting untuk memastikan kegiatan penambangan berjalan sesuai aturan dan tidak membahayakan lingkungan serta masyarakat sekitar.
Selain itu, kata Prof Baba, agar aktivitas tambang tidak menimbulkan gangguan terhadap mata air lokal, kajian komprehensif mutlak dilakukan. Kajian tersebut juga dibutuhkan supaya kestabilan geologi wilayah tetap terjaga.
