Smelter HPAL Pomalaa-Morowali Milik Vale Indonesia Rampung Akhir 2026

2 jam yang lalu 2
ARTICLE AD BOX
 Shutter StockSebuah dump truck mengangkut material tambang di tambang nikel PT Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Foto: Shutter Stock

PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengungkapkan penyelesaian dua proyek smelter high-pressure acid leaching (HPAL) di Pomalaa, Sulawesi Tenggara, dan Morowali, Sulawesi Tengah, pada kuartal IV 2026.

Proyek ini menjadi bagian dari strategi hilirisasi dan pengembangan industri nikel terintegrasi yang digarap bersama sejumlah mitra strategis.

Manajer Corporation Finance & Investor Relations Vale Indonesia, Andaru Brahmono Adi, mengatakan proyek smelter HPAL Pomalaa akan selesai pada kuartal IV 2026, bersamaan dengan penyelesaian tambang di wilayah tersebut yang ditargetkan rampung lebih awal.

“Pomalaa HPAL itu akan selesai di Q4 2026. Jadi nanti pas banget waktunya. Tambang Pomalaa akan selesai tahun depan di kuartal kedua (2026). Sementara HPAL akan selesai di kuartal keempat tahun 2026. Jadi sudah siap satu rangkaian integrasi,” ujarnya.

Meski harga nikel saat ini tengah terkoreksi, Vale bersama para mitra seperti Zhejiang Huayou Cobalt Co (Huayou) tetap berkomitmen melanjutkan proyek sambil menyesuaikan aspek keekonomian.

“Kalau kita lihat dengan harga nikel yang sedang terkoreksi sekarang ini, itu memang berpengaruh pada nilai return di levelnya smelter HPAL. Tapi kami sepakat, kami dengan para partner, contohnya Huayou, kita sepakat untuk melakukan improvisasi,” jelas Andaru.

Improvisasi tersebut ditujukan untuk menekan nilai belanja modal (capital expenditure/capex) agar lebih efisien. Andaru menyebut, Huayou dan GEM Co Ltd terbuka terhadap peningkatan efisiensi dan pengembangan teknologi.

“Karena mereka sadar supaya kita bisa bertahan, proyek ini bisa berhasil adal...

Baca Selengkapnya