Rindu yang Tak Pernah Usai: Saat Ibu Telah Pergi

1 minggu yang lalu 7
ARTICLE AD BOX
 generated by AI via ChatGPT (OpenAI). Gambar ini menampilkan suasana yang sangat lembut dan menyentuh hati, dengan nuansa warna pastel dan cahaya matahari terbenam yang hangat. Di latar depan, tampak seorang anak kecil berdiri di atas tanah sambil menatap bunga berwarna merah muda yang tumbuh di hadapannya. .Sumber gambar: generated by AI via ChatGPT (OpenAI). Gambar ini menampilkan suasana yang sangat lembut dan menyentuh hati, dengan nuansa warna pastel dan cahaya matahari terbenam yang hangat. Di latar depan, tampak seorang anak kecil berdiri di atas tanah sambil menatap bunga berwarna merah muda yang tumbuh di hadapannya. .

Kehilangan seorang ibu adalah duka yang tak memiliki batas waktu. Tak peduli seberapa kuat atau dewasa seseorang, kehilangan ibu tetap menyisakan kekosongan yang sulit dijelaskan. Ibu adalah sosok yang pertama kali kita kenal, tempat kita pulang dalam lelah, dan sumber kasih sayang yang tak pernah menuntut balasan. Ketika ia telah pergi, kita seperti kehilangan sebagian diri dan rindu menjadi teman yang menetap.

Ibu bukan sekadar orang tua biologis. Ia adalah guru pertama yang mengajarkan kita berjalan, bicara, hingga mencintai. Dalam setiap doanya, nama kita selalu disebut. Dalam setiap peluh dan air matanya, ada pengorbanan yang tak pernah diumbar. Maka tak heran, ketika ibu telah tiada, dunia terasa hening karena sumber cinta terbesar telah kembali kepada Sang Pencipta.

Rindu pada ibu tak mengenal waktu. Ia bisa datang tiba-tiba, saat kita mendengar lagu kesukaannya, mencium aroma masakannya, atau sekadar melihat sesuatu yang dulu sering ia gunakan. Rindu itu menyelinap tanpa aba-aba, lalu diam-diam membuat mata kita basah.

Namun, rindu itu bukan untuk diratapi. Ia adalah pengingat bahwa kita pernah dicintai begitu dalam. Cara terbaik merawat rindu pada ibu yan...

Baca Selengkapnya