Nasihat Menag soal Syarikah: Jalan Pikiran Orang Arab Punya Perbedaan Mendasar

5 jam yang lalu 3
ARTICLE AD BOX
Menag Nasaruddin Umar saat konferensi pers di Daker Makkah, Rabu (4/6). Foto: Moh Fajri/kumparanMenag Nasaruddin Umar saat konferensi pers di Daker Makkah, Rabu (4/6). Foto: Moh Fajri/kumparan

Menteri Agama Nasaruddin Umar mewanti-wanti Badan Penyelenggara (BP) Haji dalam memilih syarikah. BP Haji bakal jadi kementerian bila UU Haji diundangkan.

Syarikah adalah perusahaan layanan haji di Arab Saudi.

“Kemudian juga mengenai syarikah ya, memang betul, Pak, keberadaan syarikah ini, sekaligus juga saya ingin menitipkan kepada teman-teman penyelenggara nanti yang akan datang, hati-hati kita dalam syarikah ini,” kata Nasaruddin dalam rapat Komisi VIII DPR dan BP Haji di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, pada Rabu (27/8).

Imam Besar Masjid Istiqlal itu mengungkapkan, perbedaan budaya antara Indonesia dan Saudi dapat menimbulkan perbedaan tafsir. Menurutnya, hal tersebut harus diperhatikan untuk kenyamanan jemaah haji Indonesia.

“Ternyata kadang-kadang jalan pikiran kita sebagai orang Indonesia dan jalan pikirannya orang Arab (Saudi) itu punya perbedaan yang sangat mendasar ya,” ungkapnya.

Selain itu, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag, Hilman Latief juga menyebutkan memang Arab menerapkan peraturan berbeda dibanding penyelenggaraan haji sebelumnya.

Pada tahun depan, kata dia, saat membayar masyair (akomodasi saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina) juga sekaligus memilih syarikah.

"Tahun lalu kita dengan uang gitu minta untuk membeli tempat, booking tempat dan tahap berikutnya, mencari syarikah layanannya," kata dia.

"Tapi tahun ini sistemnya berubah. Ketika membeli tempat harus ada syarikahnya. Kita ingin lokasi di sini siapa pelayannya sudah harus muncul," tambah dia.

Baca Selengkapnya