ARTICLE AD BOX

MANADO - Kota Manado di Sulawesi Utara (Sulut) yang selama ini sering disebut sebagai kota dengan toleransi antar umat beragama terbaik di Indonesia, perlahan mulai terkikis.
Salah satunya adalah pelarangan kegiatan bedah buku soal Ahmadiyah, yang rencananya digelar di kampus IAIN Manado. Pelarangan ini dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Manado dan Provinsi Sulut, lewat surat yang diberikan ke Rektorat IAIN.
Padahal, kegiatan bedah buku yang ditulis akademisi asal Gorontalo, Dr Samsi Pomalingo dengan judul 'Menyingkap Tabir Kebenaran Ahmadiyah' adalah produk ilmiah, di mana kegiatan yang sama juga telah dilaksanakan dengan baik di Provinsi Gorontalo.
Koalisi Advokasi Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KAKBB) Sulut, mengatakan jika aksi pembatalan atau pelarangan kegiatan bedah buku soal Ahmadiyah itu, sebagai bentuk intoleransi yang dilakukan di daerah yang menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama.
Selain itu, larangan tersebut menurut KAKBB Sulut juga menunjukkan jika ruang diskusi terbuka yang sejalan dengan semangat kebebasan akademik, telah dicampuri oleh hal-hal yang di luar dari dunia pendidikan tinggi.
Hal ini menjadi preseden buruk bagi kebebasan berpikir, berekspresi, dan berdiskusi di ruang akademik.
"Kami sangat menyayangkan langkah pelarangan ini. Kampus seharusnya menjad...