Menuju Pentakosta di GKJ Gondokusuman: Berhenti Sejenak untuk Mensyukuri Hidup

3 minggu yang lalu 13
ARTICLE AD BOX
 GKJ GondokusumanPelaksanaan ibadah Pentakosta 2024 di GKJ Gondokusuman, Yogya. Foto: GKJ Gondokusuman

Umat Kristen akan memperingati Pentakosta pada Minggu (8/6) besok, sebagai bagian dari lima hari raya besar dalam kalender gereja. Di Gereja Kristen Jawa (GKJ) Gondokusuman, Klitren, Yogyakarta, perayaan ini menjadi ajakan untuk berhenti sejenak dari kesibukan, merenung, dan mengungkapkan rasa syukur atas penyertaan Tuhan.

“Ungkapan syukur itu seperti jeda, berhenti sejenak. Kita menengok ke belakang sebentar, apa yang sudah kita lakukan selama ini, hasilnya seperti apa,” kata Pendeta Seno Adhi Noegroho dari GKJ Gondokusuman.

Pentakosta secara umum dikenal sebagai hari turunnya Roh Kudus kepada para murid. Namun, menurut Pendeta Seno, maknanya lebih luas. Pentakosta juga dimaknai sebagai hari syukur atas panen raya, serta momen lahirnya gereja—saat komunitas Kristen pertama kali terbentuk dan mulai melayani secara kolektif.

GKJ GondokusumanGunungan yang dikirab dalam Pentakosta di GKJ Gondokusuman. Foto:GKJ Gondokusuman

Perayaan di GKJ Gondokusuman dilakukan dalam bentuk ibadah reguler pada Minggu pagi, namun disertai persembahan khusus dan gunungan hasil bumi. Tradisi ini dikenal dengan nama unduh-unduh, bentuk syukur atas panen raya.

“Profesi manusia boleh berubah dari agraris menjadi industrial atau urban. Tapi satu hal yang tidak pernah berubah adalah rasa syukur,” tegas Pendeta Seno. “Dan syukur itu butuh jeda—momen berhenti sejenak, untuk menyadari bahwa hidup, pekerjaan, dan perjumpaan dengan sesama adalah berkat.”

Gunungan tersebut dibawa masuk ke dalam gereja, diletakkan di depan mimbar, lalu didoakan sebagai s...

Baca Selengkapnya