ARTICLE AD BOX

Di bawah langit biru Sarawak, sebuah kapal pengangkut LNG besar siap bersandar di Petroleum Jetty Bintulu, salah satu terminal pelabuhan Petronas LNG Complex (MLNG). Kapal tersebut akan mengangkut gas alam cair untuk dibawa ke luar negeri, Kamis (19/6).
Terminal ini menjadi gerbang terakhir dalam rantai pasok LNG Petronas, mengantarkan bisnis gas ke berbagai negara selama lebih dari 40 tahun. Sejak mulai beroperasi pada 1983, Petronas LNG Complex (MLNG) di Bintulu, Sarawak, telah menjelma sebagai salah satu fasilitas LNG terbesar dan tertua di dunia.
Senior Managing Director & CEO, Malaysia LNG Group of Companies, Petronas Mohamed Syazwan bin Abdullah alias Laga Jenggi menjelaskan kompleks ini memiliki kapasitas produksi lebih dari 30 juta ton per tahun. Jumlah kargo yang diekspor lebih dari 16.000 ke lebih dari 50 terminal penerima di dunia, termasuk di Jepang, Korea Selatan, China, India, hingga Asia Tenggara.
Kilang ini menjadi pusat dari rantai pasok terintegrasi Petronas—dari produksi, pengolahan, hingga pengapalan—dan menjadi andalan dalam memenuhi kebutuhan energi global secara andal dan berkelanjutan.
“Selama empat dekade, MLNG tidak hanya menunjukkan kemampuan operasional jangka panjang, tetapi juga daya tahan dan keandalan sebagai penyedia LNG global. Bintulu telah dan akan terus menjadi jantung dari bisnis LNG kami,” katanya dalam wawancara khusus bersama media se-Asia Tenggara di Bintulu.