Mengapa Jakarta dan Sekitarnya Masih Hujan Deras meski Sudah Masuk Kemarau?

4 jam yang lalu 1
ARTICLE AD BOX
Suasana banjir di Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur, Minggu (6/7/2025). Foto: X/ @TMCPoldaMetroSuasana banjir di Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur, Minggu (6/7/2025). Foto: X/ @TMCPoldaMetro

Pada Mei 2025, BMKG mengeluarkan prakiraan musim kemarau di Indonesia pada 2025. Pada umumnya, wilayah Pulau Jawa dan Papua mengalami musim kemarau pada Juli-Agustus 2025, cenderung lebih awal dibanding wilayah lainnya.

Meski sudah memasuki musim kemarau, mengapa hujan lebat masih terjadi di Jakarta dan sekitarnya yang menyebabkan banjir?

Kepala BMKG Dwikorita memberikan penjelasan. Menurutnya, dalam dua hari terakhir, hujan yang turun di Jakarta tergolong lebat hingga sangat lebat. Bahkan di Puncak, Bogor, curah hujan turun ekstrem pada Sabtu (5/7).

"Fenomena tersebut merupakan hasil interaksi dari beberapa faktor atmosfer. Jadi hujan yang lebat sangat lebat hingga ekstrem tersebut, merupakan hasil interaksi beberapa faktor atmosfer yaitu lemahnya Monsun (angin) Australia, dan hangatnya suhu muka laut menyebabkan kelembapan udara tinggi terutama di wilayah Selatan Indonesia," kata Dwikorita dalam konferensi pers secara daring, Senin (7/7).

"Kemudian terpantau pula gelombang Kelvin aktif, ini gelombang atmosfer ya, gelombang Kelvin yang aktif melintas di pesisir utara Jawa, dan Laut Jawa. Disertai perlambatan dan belokan angin di Jawa Bagian Barat dan Selatan, yang memicu penumpukan massa udara, liabilitas atmosfer lokal juga terpantau kuat dan mempercepat pertumbuhan awan hujan," sambungnya.

Menurut Dwikorita, kondisi tersebut terjadi pada awal musim kemarau tahun ini.

"Meskipun Indonesia telah memasuki musim kemarau, dinamika atmosfer dan kelembapan udara di berbagai wilayah masih tinggi, faktor-faktor utama yang mempengaruhi potensi hujan tinggi antara lain aktifnya fenomena <...

Baca Selengkapnya