ARTICLE AD BOX

Mata uang dolar Amerika Serikat (AS) semakin kehilangan pamor di mata investor global. Sepanjang tahun ini, Dolar AS mengalami penurunan tajam terhadap hampir seluruh mata uang utama dunia, mulai dari euro, pound sterling, hingga franc Swiss.
Fenomena ini menjadi indikasi kuat bahwa para pelaku pasar keuangan internasional mulai menjauh dari mata uang yang selama ini dianggap paling dominan di dunia.
Penyebabnya tak lepas dari situasi politik dan kebijakan ekonomi AS di bawah Presiden Donald Trump. Sejak Trump kembali menjabat, nilai tukar dolar telah turun lebih dari 10 persen terhadap sejumlah mata uang utama.
Kebijakan proteksionis seperti kenaikan tarif impor, tekanan terhadap bank sentral, hingga rencana pemotongan pajak besar-besaran dinilai menciptakan ketidakpastian pasar yang mendalam.
Mengutip Bloomberg, pelaku pasar mulai membaca arah kebijakan ekonomi Trump sebagai potensi risiko. Kekhawatiran meningkat ketika ada dugaan bahwa pelemahan dolar mungkin disengaja untuk mendorong daya saing sektor manufaktur.
Kecurigaan ini sempat memicu pelemahan tajam dolar terhadap mata uang Asia, termasuk dolar Taiwan yang sempat menguat 4 persen terhadap dolar AS hanya dalam satu jam.
Di tengah situasi itu, investor asing mulai waspada. Kebutuhan pembiayaan pemerintah AS yang kini menembus USD 4 triliun per tahun sangat bergantung pada investor global.
Namun, jika nilai dolar terus merosot, imbal hasil inv...