ARTICLE AD BOX

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Abdul Mu’ti menekankan pentingnya penanaman nilai cinta kasih dan toleransi dalam dunia pendidikan.
Menurutnya, pembelajaran nilai tidak harus selalu dituangkan dalam bentuk mata pelajaran, melainkan bisa melalui pendekatan yang lebih alami lewat apa yang ia sebut sebagai hidden curriculum.
Pernyataan ini merespons dorongan Menteri Agama Nasaruddin Umar agar pendidikan di Indonesia memperkuat kurikulum berbasis cinta kasih, terutama untuk mencegah masalah seperti perundungan atau konflik karena perbedaan.
“Kurikulum itu kan ada dua ya. Ada yang berisi serangkaian mata pelajaran yang sering kita sebut dengan written curriculum, dan ada yang berupa pemberian pengalaman-pengalaman dan penciptaan lingkungan yang mendukung nilai-nilai utama, termasuk nilai cinta kasih, toleransi dan sebagainya,” ujar Mu’ti usai menghadiri peringatan Hari Anak Nasional di CFD Jakarta, Minggu (20/7).
“Itu sering kita sebut dengan hidden curriculum,” sambungnya.
Menurut Mu’ti, nilai-nilai seperti saling menghormati, empati, dan cinta kasih akan lebih kuat tertanam bila diberikan melalui pengalaman konkret dalam keseharian anak.
“Karena itu, maka yang penting menurut saya adalah bagaimana membiasakan anak-anak kita ini berinteraksi satu dengan yang lain dan menanamkan nilai-nilai cinta kasih, saling menghormati, saling menerima dengan berbagai pengalaman yang bisa dilakuk...