ARTICLE AD BOX

Menteri Agama Nasaruddin Umar menyoroti kasus ratusan pelajar Madrasah Tsanawiyah Swasta (MTs setingkat SMP) Al Washliyah di Petumbukan, Kecamatan Galang, Deli Serdang, Sumut, yang sempat terpaksa belajar di tepi jalan.
Hal ini dikarenakan sekolah mereka digembok oleh Pemkab Deli Serdang. Menag pun menyinggung penerapan kurikulum cinta yang harusnya menjadi landasan dalam kasus ini.
“Mengajarkan agama harus mengajarkan rasa cinta satu sama lain, termasuk cinta tanah air, cinta lingkungan hidup supaya sehat, dan cinta antar sesama tanpa membedakan agama apa pun karena kita sama-sama warga Indonesia,” kata Menag saat ditemui usai menghadiri Hari Anak Nasional di CFD, Jakartq Selatan, Minggu (20/7).
Penggembokan ini dilakukan lantaran ada permasalahan gedung sekolah di sana milik Pemkab Deli Serdang. Sementara, tanahnya milik Al Washliyah.
Menag pun meminta agar dunia pendidikan tidak ikut tercerai apa pun yang terjadi.
“Dunia pendidikan sangat menentukan kalau pendidikan anak tidak terarah kurikulumnya maka kami di Kemenag menerapkan kurikulum cinta, kurikulum cinta itu misalnya jangan mengajarkan agama padahal tidak sadar mengajarkan kebencian antara satu dengan lainnya,” katanya.
