Laba BYD Turun 30 Persen Imbas Kompetisi Harga

2 jam yang lalu 1
ARTICLE AD BOX
 Aditya Pratama Niagara/kumparanEmblem BYD di mobil listrik BYD M6. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan

Raksasa otomotif asal China, BYD, mencatatkan capaian finansial kurang baik pada kuartal kedua 2025.

Melansir Reuters, laba bersih BYD merosot 30 persen pada April hingga Juni 2025 dibandingkan periode serupa tahun lalu, menjadi 895 juta USD (6,4 miliar yuan) atau setara Rp 14,7 triliun.

Sebelumnya, BYD berhasil dengan cepat meningkatkan penjualan dengan menciptakan rantai pasok yang terintegrasi, ini membuat biaya produksi lebih terjangkau. Alhasil, mereka mampu menutup pemotongan harga yang dilakukan untuk meningkatkan jumlah penjualan.

Namun, analis Citi menyebut bahwa strategi pemotongan harga yang dilakukan BYD nyatanya gagal meningkatkan penjualan. Justru, BYD harus menggelontorkan dana insentif untuk para diler sebesar 1 miliar yuan selama periode tersebut.

 Aditya Pratama Niagara/kumparanDiler Arista BYD BSD City. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan

Kemudian, laporan The Business Times melihat bahwa biaya untuk melakukan penelitian dan pengembangan meningkat hingga lebih dari 50 persen dari tahun ke tahun. Ini menunjukkan idealisme BYD yang tetap fokus menciptakan inovasi teknologi, meski marginnya semakin ketat.

Kendati turun di pasar domestik, pasar ekspor BYD mencatatkan kenaikan 50 persen dalam enam bulan pertama 2025 dibandingkan periode serupa tahun lalu menjadi 135,4 juta yuan.

Dampak penurunan laba BYD di China berdampak pada nilai saham perusahaan. Saham BYD Co. LTd. yang terdaftar di Shenzen 3,8 perse...

Baca Selengkapnya