KRI Spica, Mata Bawah Air TNI AL yang Temukan KMP Tunu Pratama Jaya

7 jam yang lalu 3
ARTICLE AD BOX
Prajurit TNI AL awak KRI Spica-934 melakukan peran muka belakang saat akan melakukan Ekspedisi Jala Citra 1 Aurora 2021 di Dermaga Pondok Dayung, Koarmada 1, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (3/8/2021). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTOPrajurit TNI AL awak KRI Spica-934 melakukan peran muka belakang saat akan melakukan Ekspedisi Jala Citra 1 Aurora 2021 di Dermaga Pondok Dayung, Koarmada 1, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (3/8/2021). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO

KMP Tunu Pratama Jaya akhirnya ditemukan. Badan kapal terlihat dalam kondisi terbalik di kedalaman sekitar 49 meter di perairan Selat Bali.

Kapal ini tenggelam pada 2 Juli 2025. Beberapa hari kemudian, TNI AL mengerahkan KRI Spica-934 untuk membantu menemukan kapal yang membawa 65 penumpang dan kru itu.

KRI Spica memang selalu dilibatkan dalam misi pencarian bawah air. Ini memang bukan kapal selam, tapi kecanggihan yang tersemat di dalamnya, membuat KRI Spica sangat diandalkan sebagai 'mata bawah air' TNI AL.

KRI Spica yang bertugas di Pushidrosal itu meluncur dari tempat pembuatannya, di Les Sables-d'Olonne, Prancis pada 3 Agustus 2015. Kapal dengan panjang 60 meter itu dibekali dengan dua mesin diesel 8V 4000 M53 untuk dua propeller.

Ini memungkinkan kapal bergerak dengan kecepatan 14 knot dengan daya jelajah 4.400 nautical mile pada kecepatan 12 knots. Kapal ini mampu menghadapi gelombang laut sampai level sea state six dengan waktu berlayar sampai 20 hari.

Prajurit TNI AL awak KRI Spica-934 melakukan peran muka belakang saat akan melakukan Ekspedisi Jala Citra 1 Aurora 2021 di Dermaga Pondok Dayung, Koarmada 1, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (3/8/2021). Foto: ...                    </div>

                    <div class= Baca Selengkapnya