Kebiasaan Konsumsi Comfort Food saat Stres Bisa Picu Makan Berlebihan

9 jam yang lalu 3
ARTICLE AD BOX
 ShutterstockIlustrasi makan saat stres. Foto: Shutterstock

Saat stres, banyak orang cenderung mencari pelarian lewat comfort food, yakni makanan yang memberi rasa nyaman secara emosional, seperti cokelat, mi instan, atau makanan cepat saji. Makanan ini memang bisa memberikan rasa nyaman sesaat di tengah hidup yang sedang kacau. Namun, kebiasaan mengonsumsi comfort food saat stres ternyata dapat mengganggu mekanisme otak untuk mencegah makan berlebihan.

Temuan ini diungkapkan dalam studi yang dimuat di jurnal Neuron (2023). Mengutip Medical News Today, para peneliti menemukan bahwa stres yang dibarengi dengan konsumsi comfort food tinggi lemak, gula, dan kalori dapat menghambat kerja otak dalam mengenali rasa kenyang.

Penelitian ini menggunakan objek tikus untuk menganalisis dampak comfort food tinggi lemak terhadap otak. Area otak yang terpengaruh disebut lateral habenula. Baik pada tikus maupun manusia, keduanya memiliki bagian otak ini.

Dalam kondisi normal, lateral habenula akan memunculkan rasa tidak nyaman saat mengonsumsi makanan tinggi lemak, dan mematikan respons kenikmatan agar kita berhenti makan. Namun, penelitian ini menemukan bahwa pada tikus yang mengalami stres, bagian otak tersebut tidak aktif saat mereka mengonsumsi makanan tinggi lemak.

 dok.shutterstockIlustrasi makanan cepat saji Foto: dok.shutterstock

Akibatnya, tikus terus makan demi kesenangan, tanpa mengenali rasa kenyang. Para peneliti juga menganalisis lebih lanjut dan menemukan bahwa, tikus yang stres mengonsums...

Baca Selengkapnya