Kasus Penyakit Paru non-Infeksi di DIY Capai 2.500, Rokok & Polusi Pemicu Utama

6 jam yang lalu 1
ARTICLE AD BOX
 PexelsIlustrasi dokter paru. Foto: Pexels

Kasus penyakit paru non-infeksi di rumah sakit Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tercatat mencapai hingga 2.500 kasus dalam tiga tahun terakhir. Mayoritas kasus disebabkan oleh paparan asap rokok dan polusi udara.

Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Cabang Yogyakarta, Megantara, menyebut bahwa rokok dan polusi menjadi faktor utama penyakit paru jenis non-infeksi.

“Kalau non-infeksi sebagian besar karena polusi udara dan asap rokok,” kata Megantara saat kunjungan ke Kantor Gubernur DIY, Kamis (17/7).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan DIY, selama enam bulan terakhir, penyakit paru non-infeksi yang paling banyak tercatat adalah asma dengan 1.321 kasus. Disusul oleh penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) sebanyak 1.131 kasus dan kanker paru sebanyak 375 kasus.

Jenis penyakit paru terbagi menjadi dua kategori besar, yakni infeksi dan non-infeksi. Contoh penyakit paru infeksi meliputi TBC, pneumonia, dan bronkitis.

“Kalau infeksi paling banyak TBC,” ujar Megantara.

 Pandangan Jogja/Resti DamayantiKetua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Cabang Yogyakarta, Megantara. Foto: Pandangan Jogja/Resti Damayanti

Dinkes DIY mencatat kasus TBC di tahun 2024 mencapai 6.089 penderita.

Melihat tingginya beban penyakit paru, Megantara menyoroti kekurangan jumlah dokter paru di DIY. Saat ini, hanya ada 33 dokter paru di seluruh wilayah DIY, padahal idealnya dibutuhkan 126 dokter berdasarkan rasio 1 dokter paru per 100 ribu penduduk. Kementerian Kesehatan bahkan menetapkan standar lebih ketat, yakni 1 dokter paru untuk setiap 30 ribu penduduk.

“Kalau sudah terbaru di J...

Baca Selengkapnya