ARTICLE AD BOX

Jumlah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera Selatan (Sumsel) terus bertambah meski titik panas (hotspot) yang terpantau satelit cenderung menurun. Hingga 31 Agustus 2025, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel mencatat 394 kejadian karhutla.
“Zona merah tetap di lima daerah. Ogan Ilir paling banyak dengan 106 kejadian, Musi Banyuasin 77 kejadian, Ogan Komering Ilir 50 kejadian, Banyuasin 49 kejadian, dan Muara Enim 37 kejadian,” kata Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman, Selasa (2/9/2025).
Sudirman menjelaskan, wilayah berisiko sedang atau zona oranye kini bertambah. Jika sebelumnya hanya ada di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) dengan 29 kejadian, kini Kabupaten Musi Rawas ikut masuk ke zona oranye setelah mencatat 17 kejadian.
Zona kuning — dengan jumlah kasus karhutla rendah — tersebar di Palembang, Empat Lawang, OKU Timur, Lahat, Muratara, OKU, OKU Selatan, Prabumulih, dan Lubuklinggau. Sementara Pagar Alam masih bertahan di zona hijau tanpa kasus signifikan.
Meski jumlah karhutla naik, titik panas di Sumsel justru menurun. Sepanjang Agustus terpantau 489 hotspot, lebih rendah dibandingkan Juli yang mencapai 1.321 hotspot. Total sejak Januari hingga Agustus, jumlah hotspot yang terdeteksi mencapai 3.336 titik.
“Adanya hujan sporadis di beberapa wilayah cukup membantu menekan jumlah hotspot. Namun kita tetap waspada karena musim kemarau masih berlangsung pada September ini,” ujar Sudirman.
BPBD Sumsel bersama TNI, Polri, dan instansi terkait terus melakukan patroli udara, water bombing dengan helikopter, serta pemeriksaan darat ...