ARTICLE AD BOX

Sejak Januari hingga 3 Juli 2025, Sumsel telah dilanda 24 kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang menghanguskan sekitar 43,08 hektare lahan. Ironisnya, sebagian besar insiden, yaitu 18 kejadian, terkonsentrasi di wilayah Ogan Ilir.
Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman, mengungkapkan bahwa Kecamatan Indralaya Utara di Ogan Ilir menjadi titik terparah dengan 10 kejadian karhutla. Disusul oleh Pemulutan (3 kejadian), Pemulutan Barat (2 kejadian), serta Muara Kuang, Rambang Kuang, dan Indralaya masing-masing 1 kejadian.
Meskipun Ogan Ilir menjadi wilayah dengan kasus karhutla terbanyak, Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir hingga saat ini **belum menetapkan status siaga darurat bencana asap.
"Informasinya sudah di meja bupati, cuma belum ditandatangani saja. Kami terus mendorong agar status siaga ini segera ditetapkan," ujar Sudirman, Sabtu (5/7/2025).
Selain Ogan Ilir, empat daerah lain yang juga mengalami karhutla adalah, PALI ada dua kejadian di Kecamatan Abab dan Penukal Utara, Musi Banyuasin (Muba) juga ada dua kejadian di Sungai Keruh dan Bayung Lencir, Prabumulih hanya satu kejadian di Cambai dan Lahat yakni satu kejadian di Kikim Timur.
Hingga saat ini, tujuh daerah di Sumsel telah menetapkan status siaga karhutla, menunjukkan keseriusan dalam mengantisipasi ancaman kabut asap. Daerah-daerah tersebut meliputi, Lahat, Muba, Banyuasin, Ogan Komering Ilir (OKI), PALI, Muara Enim dan Prabumulih.
Pemprov sendiri juga telah menaikkan status siaga untuk karhutla tahun ini. BPBD Sumsel terus mendesak daerah-daerah rawan lainnya, seperti OKU, OKU Timur, OKU Selatan, Musi Rawas (Mura), Musi Rawas Utara (Muratara), dan yang palin...