ARTICLE AD BOX

Puncak haji tiba di fase mabit dan melempar jumrah di Mina. Sebelum itu, mereka terlebih dulu bermalam di Muzdalifah sambil mengumpulkan batu untuk dilempar di Jamarat.
Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan melempar jumrah bukan sekadar ritual melempar batu ke jamarat, tetapi merupakan simbol pengusiran sifat-sifat buruk dalam diri.
“Ini kan mengikuti teladan Nabi Ibrahim. Jadi, ini adalah peristiwa simbolik untuk melempar dan mengusir setan. Termasuk setan di sini adalah nafsu kita sendiri,” ujar Nasaruddin di Jamarat.
Nasaruddin menjelaskan makna terdalam dari lempar jumrah adalah proses penyucian diri. Ia mengajak jemaah haji Indonesia menjadikan momen ini sebagai saat mengintrospeksi dan melepaskan berbagai sifat buruk yang selama ini membelenggu.

“Makna pelemparan jumrah adalah tentang mengusir segala bentuk godaan dan sifat buruk dalam diri kita, keserakahan, amarah, pelit, suka memfitnah, berbohong, dan mencela orang lain. Tinggalkan semua itu di sini, kuburkan sifat-sifat buruk itu di sini,” kata Nasaruddin.
Nasaruddin mengimbau jemaah haji Indonesia untuk mengisi sisa waktu di Tanah Suci dengan memperbanyak ibadah, doa, dan syukur.
“Yang harus kita bawa pulang ke tanah air adalah jiwa yang kembali suci, kembali ke fitrah. Insyaallah, ...