Indeks Manufaktur RI Kontraksi Lagi di Juni 2025, Permintaan & Produksi Turun

4 jam yang lalu 2
ARTICLE AD BOX
 Algi Febri Sugita/ShutterstockPegawai di pabrik garmen. Foto: Algi Febri Sugita/Shutterstock

Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia masih tercatat terkontraksi di Juni 2025, bahkan kontraksi kinerja industri menjadi lebih dalam di bulan ini. Berdasarkan survei S&P Global, PMI manufaktur Indonesia turun dari 47,4 pada bulan Mei dari 46,9 pada bulan Juni.

Angka ini merupakan level PMI manufaktur Indonesia terendah kedua sejak Agustus 2021, setelah April 2025 yang pada angka 46,7. Sehingga menunjukkan kondisi manufaktur Indonesia yang tengah dalam keadaan tidak sehat.

Semakin dalamnya kontraksi sektor manufaktur Indonesia didorong oleh penurunan tajam pada permintaan baru terdalam sejak Agustus 2021.

Akibatnya terjadi penurunan output, aktivitas pembelian, dan ketenagakerjaan. Kenaikan jumlah tenaga kerja pada bulan Juni tercatat yang paling tajam sejak bulan September 2021.

Ekonom S&P Global Market Intelligence, Usamah Bhatti mengatakan penurunan kondisi sektor manufaktur Indonesia semakin cepat pada pertengahan tahun 2025, menandakan kondisi manufaktur akan berada di posisi kurang baik untuk beberapa bulan ke depan.

"Kondisi permintaan berdampak buruk terhadap pertumbuhan, penjualan turun tajam sejak Agustus 2021, sehingga menyebabkan penurunan produksi. Penurunan penjualan sebagian besar pasar domestik,” jelas Usamah dalam keterangannya, Selasa (1/7).

Usamah juga melihat pelaku usaha kurang optimistis terhadap kondisi usahanya dalam delapan bulan ke depan. "Kepercayaan sedikit turun di tengah kekhawatiran tentang perekonomian global dan potensi dampaknya terhadap sektor manufaktur Indonesia,” imbuh Usamah.

Baca Selengkapnya