ARTICLE AD BOX

Orang Indonesia dikenal suka membuang sampah sembarangan. Itulah salah satu jawaban yang saya peroleh dari seorang peserta penelitian saat ditanya tentang siapa orang Indonesia.
Jika pernyataan itu datang dari orang luar, kita mungkin akan marah. Namun ketika itu diucapkan oleh orang Indonesia sendiri, ia menjadi semacam cermin tajam yang memantulkan wajah kita sebagai bangsa. Menyakitkan tetapi sulit disangkal.
Di banyak ruang publik seperti pasar, sungai, jalan raya, hingga kawasan wisata, sampah berserakan dan menjadi bagian tetap dari pemandangan keseharian kita. Ketika membayangkan sebuah kota di Indonesia, salah satu yang mengemuka adalah sampahnya.
Menurut hasil survei Perilaku Pengelolaan Sampah Masyarakat Indonesia 2024 yang dilakukan oleh Goodstats, sebanyak 42,9 persen responden mengaku tidak selalu membuang sampah di tempatnya, melainkan tergantung kondisi. Bahkan, 7 persen responden menyatakan jarang melakukannya, dan 1,2 persen mengaku tidak pernah membuang sampah pada tempatnya. Data ini mencerminkan bahwa perilaku kebersihan belum menjadi nilai yang tertanam kuat dalam keseharian masyarakat.
Fenomena ini lebih dari sekadar kebiasaan buruk. Ia mencerminkan keyakinan kolektif yang tumbuh dalam ruang bawah sadar kita sebagai bangsa. Bahwa kebersihan bukan tanggung jawab bersama, melainkan urusan individu. Atau bahkan bukan urusan siapa pun.
Keyakinan ini terus diwariskan tanpa koreksi. Seolah menjadi bagian dari kesadaran nasional bahwa membuang sampah sembarangan adalah hal yang wajar. Dalam titik tertentu, ia bahkan tampak seperti sudah menjadi bagian dari identitas nasional kita sebagai bangsa, sebagaimana disampaikan oleh peserta penelitian Saya tadi.
...