IDAI Ungkap Anak Paling Berisiko Cacingan: Wajib Potong Kuku dan Pakai Alas Kaki

1 jam yang lalu 2
ARTICLE AD BOX
 Nanako Yamanaka/ShutterstockIlustrasi anak bermain tanpa alas kaki. Foto: Nanako Yamanaka/Shutterstock

Kasus balita 4 tahun di Sukabumi, Raya, yang meninggal akibat cacingan akut menjadi pengingat bagi orang tua untuk memperhatikan lagi kebersihan diri dan lingkungan, serta pola hidup sehari-hari. Raya mengembuskan napas terakhirnya setelah menjalani perawatan selama 9 hari di rumah sakit. Cacing seberat lebih dari 1 kg juga telah dikeluarkan dari tubuhnya.

Keluarga Raya hidup dalam kemiskinan di Desa Cianaga. Rumahnya tidak memiliki kamar mandi, dan sehari-hari Raya mandi di empang.

Di bawah kolong rumahnya yang berbentuk panggung, diduga di sanalah Raya terpapar larva cacing gelang. Ya Moms, area itu ternyata sering menjadi tempat bermain Raya. Saat kumparan mengunjungi rumahnya, banyak kotoran ayam berserakan di tanah, serta barang dan karung bekas tergeletak.

Anak Paling Berisiko Kena Cacingan, Perhatikan Kebersihan Lingkungan Sekitar!

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkapkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2023, yaitu hampir 80 persen populasi yang terkena cacingan adalah anak-anak usia sekolah. Dan cacing gelang (Ascaris lumbricoides) menjadi yang paling banyak menginfeksi orang-orang, baik di Indonesia maupun dunia.

"Karena anak aktif bermain di tanah, di luar rumah, jadi mungkin edukasi mereka tentang perilaku hidup bersih dan sehat belum maksimal. Kenapa itulah anak usia sekolah yang paling banyak," ujar anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi Penyakit Tropik IDAI, DR. Dr. Riyadi, SpA, Subs IPT(K), dalam webinar yang diselenggarakan IDAI, Jumat (22/8).

Baca Selengkapnya