Good Will Hunting: Potensi Anak Muda dan Pentingnya Ruang Aman untuk Bertumbuh

4 jam yang lalu 1
ARTICLE AD BOX
 hxdbzxy/ShutterstockIlustrasi anak belajar di dalam kelas. Foto: hxdbzxy/Shutterstock

Di tengah bonus demografi yang sedang dinikmati Indonesia, kita dihadapkan pada kenyataan bahwa jutaan anak muda masih berjuang untuk menemukan dan mengembangkan potensinya. Banyak dari mereka tumbuh di lingkungan yang keras, menghadapi keterbatasan ekonomi, tekanan keluarga, bahkan kekerasan fisik dan mental.

Sistem pendidikan yang kerap menekankan prestasi akademis dan standar yang seragam sering kali gagal menangkap keunikan serta kebutuhan individu. Di sisi lain, akses terhadap bimbingan, konseling, dan mentor yang peduli masih sangat terbatas, terutama di daerah-daerah pinggiran. Akibatnya, banyak talenta muda yang terabaikan, kehilangan arah, atau bahkan menyerah sebelum sempat berkembang.

Kondisi ini sangat relevan dengan pesan yang diangkat dalam film Good Will Hunting. Film ini bukan hanya kisah tentang seorang jenius matematika dari Boston yang menemukan jati dirinya. Lebih dari itu, film ini adalah refleksi tentang bagaimana masyarakat sering kali gagal mengenali, apalagi memelihara, potensi yang tersembunyi di balik latar belakang sosial yang sulit. Will Hunting, tokoh utama dalam film ini, adalah simbol dari banyak anak muda di sekitar kita—pintar, berbakat, tetapi terjebak dalam lingkaran keterbatasan, trauma, dan ketidakpercayaan diri.

Good Will Hunting adalah kritik sosial yang relevan untuk Indonesia hari ini. Kita hidup di negara dengan jumlah penduduk muda yang besar, namun masih banyak di antara mereka yang potensinya terabaikan hanya karena lahir di keluarga sederhana, lingkungan keras, atau sistem pendidikan yang belum sepenuhnya inklusif. Will Hunting adalah cerminan dari anak-anak muda yang cerdas, tetapi tidak punya akses, tidak punya mentor, dan seri...

Baca Selengkapnya