Fenomena Warung Madura 24 Jam di Surabaya, Simbol Etos Kerja Warganya

2 jam yang lalu 2
ARTICLE AD BOX
 Masruroh/BasraWarung Madura yang buka 24 jam. Foto: Masruroh/Basra

Ungkapan “Madura Menguasai Dunia” belakangan ramai di media sosial. Menanggapi hal tersebut, Dr La Ode Rabani SS MHum, dosen ilmu sejarah di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (Unair) turut memberikan pendapatnya. Ia menyebut bahwa kalimat itu bukan sekadar lelucon, namun menyimpan sejarah panjang dan nilai kultur yang dalam.

“Dilacak dari akar historis, orang-orang Madura dikenal mempunyai etos kerja yang kuat dan bebas, tanpa mau diintervensi oleh penguasa kolonial Belanda sekalipun,” ujar La Ode dalam keterangannya seperti dikutip Basra, Jumat (8/8).

Laode memaparkan, etos kerja yang dimiliki masyarakat Madura juga diakui lintas kelompok, bahkan oleh komunitas Tionghoa.

“Berasal dari negeri yang secara ekologi tidak subur dan tidak berbasis agraris, orang-orang Madura telah menjadi pekerja keras dengan etos kerja luar biasa,” jelasnya.

Madura dikenal pula sebagai etnis maritim. La Ode menyebut, mereka ahli dalam navigasi, pembuatan perahu, dan perdagangan pesisir. Hal itu diperkuat dari letak geografis Madura yang strategis berada di jalur utama perdagangan Nusantara.

“Madura secara geoekonomi sangat dekat dan terintegrasi intensif dengan pusat-pusat ekonomi maju di Jawa seperti Surabaya, Probolinggo, dan Pasuruan. Kondisi itulah menyebabkan orang-orang Madura belajar banyak dari geliat ekonomi yang ada,” paparnya.

Pakar Ilmu sejarah maritim itu juga menyatakan, orang-orang Madura tidak lepas dari tradisi merantau sejak lama, baik sebagai tentara, buruh, hingga pekerja misi (penginjil). Namun meski berada di tanah rantau, ia menyebut masyarakat Madura tetap menjaga identitasnya. Bahasa, prinsip ibadah, dan budaya tetap dipelihara.

“Di rantau, membawa budaya adalah sebuah keharusan,...

Baca Selengkapnya