ARTICLE AD BOX

Penulisan ulang sejarah akan mengedepankan peran dan kontribusi perempuan. Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan semangat kaum perempuan punya posisi penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
"Salah satu semangat utama penulisan buku ini adalah memperkuat dan menegaskan pengakuan terhadap peran dan kontribusi perempuan dalam sejarah perjuangan bangsa," kata Fadli dalam keterangannya, Senin, (16/6).
Hal itu disampaikan Fadli untuk merespons kekhawatiran soal dugaan penghilangan narasi perempuan dalam buku Sejarah Indonesia yang tengah disusun.
Kementerian Kebudayaan disebut telah mengakomodasi secara substansial pembahasan gerakan, kontribusi, dan isu-isu perempuan, mulai dari Kongres Perempuan 1928, peran organisasi perempuan, perjuangan diplomasi dan militer, hingga isu kekerasan dalam rumah tangga dan kesetaraan gender dalam kerangka pembangunan berkelanjutan.
Fadli juga mengajak masyarakat, termasuk kelompok perempuan dan akademisi, untuk terlibat dalam diskusi publik dan memberi masukan terhadap penyusunan buku sejarah tersebut.
“Prinsip keterbukaan, partisipasi publik, profesionalisme dan akuntabilitas tentu tetap menjadi dasar penyusunan sejarah. Kami akan melakukan diskusi publik yang terbuka untuk menerima masukan dari berbagai kalangan, termasuk para tokoh dan komunitas perempuan, akademisi, dan masyarakat sipil,” ujar Fadli.
“Sejarah bukan hanya tentang masa lalu, tetapi juga tentang tanggung jawab kita di masa kini dan masa depan. Karena itu, mari kita menjadikannya ruang bersama untuk membangun pembelajaran, empati, dan kekuatan pemersatu,” lanjutnya.
Di sisi lain, Fadli menyebut perlunya kehati-hatian dalam menggunakan istilah “perkosaan massal” ter...