ARTICLE AD BOX

Ekspor kain batik tanah air mengalami lonjakan signifikan sepanjang kuartal I 2025. Berdasarkan catatan Kemenperin, ekspor kain batik mencapai USD 7,63 juta sepanjang kuartal I 2025 atau naik 76,2 persen dibanding periode sama pada tahun sebelumnya.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut capaian ini menunjukkan daya tahan industri batik.
“Ekspornya mengalami peningkatan sebesar 76,2 persen dibandingkan dengan tahun lalu 2024,” ujar Agus saat membuka acara kick-off GBN dan HBN 2025 di kantornya, Rabu (25/6).
Meski demikian, Menperin mendorong perluasan pasar kain batik untuk ekspor maupun domestik. Apalagi saat ini kain batik sudah menjadi bagian dari budaya dan gaya hidup generasi muda.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Reni Yanita menjelaskan negara-negara tujuan ekspor batik Indonesia semakin beragam.
“Kalau data yang ada (ekspor terbesar) malah negara-negara seperti Afrika Selatan, Afrika, kemudian kita juga ke Tiongkok juga ada, ke Amerika juga ada,” kata Reni.
Ia menyebut momentum ini tak lepas dari diplomasi budaya lewat kehadiran batik dalam berbagai event internasional. Namun, Reni juga menyoroti pentingnya menyesuaikan desain dan warna batik dengan selera konsumen di berbagai negara.